Kurikulum Merdeka merupakan upaya pemerintah Indonesia untuk memberikan kebebasan kepada sekolah dalam mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan daerahnya. Di SMK Pelayaran Bahari Tegal, implementasi kurikulum ini membawa perubahan signifikan dalam proses pembelajaran. Umpan balik dari siswa dan guru menjadi penting untuk mengevaluasi efektivitas dan dampak dari kurikulum ini.
Tentang : smkpelayaranbaharitegal.com
Perspektif Siswa
Siswa di SMK Pelayaran Bahari Tegal merasakan sejumlah perubahan positif sejak penerapan Kurikulum Merdeka. Salah satu aspek yang paling diapresiasi adalah pendekatan yang lebih fleksibel dalam pembelajaran. Siswa merasa lebih terlibat dan memiliki kesempatan untuk menentukan cara belajar mereka sendiri. Dengan adanya pilihan modul dan proyek yang relevan dengan dunia pelayaran, siswa merasa lebih bersemangat dan termotivasi.
Salah seorang siswa mengungkapkan, “Dengan Kurikulum Merdeka, saya bisa memilih mata pelajaran yang sesuai dengan minat saya di bidang pelayaran. Ini membuat saya lebih semangat belajar karena saya merasa apa yang saya pelajari relevan dengan cita-cita saya.” Rasa memiliki terhadap pembelajaran ini sangat penting, terutama dalam konteks pendidikan vokasi yang berorientasi pada keterampilan praktis.
Namun, tidak semua umpan balik siswa bersifat positif. Beberapa siswa mengungkapkan kebingungan dalam penentuan modul dan kurangnya bimbingan dalam memilih jalur belajar yang tepat. “Kadang saya merasa bingung harus memilih apa, karena banyak pilihan. Saya berharap ada lebih banyak bimbingan dari guru,” ujar seorang siswa lainnya. Hal ini menunjukkan pentingnya peran guru sebagai pemandu dalam proses pembelajaran yang lebih mandiri ini.
Perspektif Guru
Dari sudut pandang guru, Kurikulum Merdeka menawarkan tantangan sekaligus peluang. Guru di SMK Pelayaran Bahari Tegal mengapresiasi kebebasan yang diberikan untuk mengembangkan metode pengajaran yang lebih inovatif. Dengan lebih banyak ruang untuk berkreasi, guru merasa dapat menciptakan suasana kelas yang lebih dinamis dan menarik.
Salah satu guru mengungkapkan, “Dengan Kurikulum Merdeka, saya dapat menerapkan metode pengajaran yang lebih kreatif dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Misalnya, saya bisa mengajak siswa melakukan praktik di lapangan, yang sangat penting dalam pendidikan vokasi.” Pendekatan praktis ini sangat sesuai dengan konteks pelayaran yang membutuhkan keterampilan aplikatif.
Namun, para guru juga menghadapi tantangan dalam hal penyesuaian. Beberapa guru merasa perlu meningkatkan kemampuan mereka dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum baru ini. “Kami memerlukan pelatihan lebih lanjut agar bisa mendukung siswa dengan lebih baik. Kadang kami merasa kurang siap untuk menghadapi perubahan ini,” ujar seorang guru.
Kesimpulan
Umpan balik dari siswa dan guru di SMK Pelayaran Bahari Tegal menunjukkan bahwa Kurikulum Merdeka membawa angin segar dalam dunia pendidikan, terutama dalam konteks pendidikan vokasi. Siswa merasa lebih terlibat dan termotivasi, sedangkan guru mendapatkan kebebasan untuk berinovasi. Namun, tantangan dalam hal bimbingan dan pelatihan bagi guru masih perlu diatasi agar implementasi kurikulum ini dapat berjalan lebih optimal.
Penting bagi pihak sekolah untuk terus mendengarkan suara siswa dan guru dalam proses evaluasi kurikulum. Dengan kolaborasi yang baik antara siswa, guru, dan manajemen sekolah, diharapkan Kurikulum Merdeka dapat berkontribusi positif dalam membentuk generasi muda yang siap menghadapi tantangan di dunia kerja, khususnya di bidang pelayaran. Dengan demikian, pendidikan di SMK Pelayaran Bahari Tegal tidak hanya menjadi proses transfer pengetahuan, tetapi juga pembentukan karakter dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri.